Senin, 06 Mei 2013

menikah, perkara mudahkah..?

"MENIKAH"

Mungkin kata tersebut adalah kata yang sangat lazim dibicarakan oleh manusia(wanita/pria) yang usianya sudah mendekati kepala dua atau sudah memasuki kepala dua.. right..???

Kalau untuk ukuran mahasiswa, mungkin kata itu lagi booming2nya dibicarakan sama mahasiswa semester 5 keatas .. eh, semester 1 juga udah kali yaa.. * saya katakan kembali pada orang tersebut,  relative siih..

kalau saya sendiri sudah merencanakan targetan menikah saat mau lulus SMA, tepatnya setelah ujian nasional.. saya ingat betul waktu itu, kami (bc: genk masjid sekolah) sedang kumpul2 di masjid sekolah.. saya lupa hal apa yang menarik kami untuk membicarakan perihal kapan kita akan menikah..
ada yang menargetkan tgl 12 bulan 12 tahun 12, tp toh memasuki tahun 2013 ini blm ada undangan menghampiriku.. hehe,   ada yang bilang wisuda pengennya udh ditemani misua.. bentar lagi oktober 2013, harusnya wisuda.. udh siap belum neng..? ada juga yang mau nikah  di usia 23.  Lulus  kuliah,  kerja 1 tahun terus nikah.. sedangkan aku, waktu itu aku ngomong sekenanya umur 24/25 lah target nikahku.. temen2 bilang  “haaahh..? ketuaan..!”.

kalau inget kejadian itu saya jadi berfikir, bukankah kata2 seorang muslim adalah doa? Benar..? berarti ketika sy bilang 24 tahun menikah *insyaAlloh dan para malaikat mengamini, boleh lah di usia yang memasuki 21 ini masih ada waktu kurang lebih 3 tahun untuk I’dad (bc: mempersiapkan diri) *halah halah yang dipersiapkan apa yaa..

oke, kali ini saya gak pengen curhat ngalor ngidul yang gak ada ujungnya. Kita kembali ke jalan yang lurus..

nah.. mengapa saya membuat sedikit coretan tentang menikah, apakah saya adl pakarnya..? JELAS BUKAN.. apa saya mau menikah dalam waktu dekat..? hmm.. sepertinya juga belum.. apa saya ingin menikah tapi gak ada calonnya..?? hehe.. ini juga bukan ya..

sebetulnya, sudah lama saya ingin menulis sedikit hal tentang PERNIKAHAN.. Hal yang mendorong saya untuk menuangkannya adalah banyaknya orang2 disekeliling saya yang membicarakan masalah ini, juga melihat status2 orang2 yang tidak jarang membicarakan perihal ini.. Entah itu adik tingkat saya, kakak2 saya, teman seangkatan saya atau saya sendiri.. :D

dan juga banyaknya pasangan suami istri yang mengumbar kemesraan di FB. Entah punya maksud atau tidak, sedikit banyak pasti membuat manusia2 jomblo, baik yang menderita maupun bahagia jadi mupeng.. *haha.. bukan maksud saya untuk curhat.. *tolong2 ya pasangan ngapak yang paling sering  mengumbar kemesraan lanjutkan aksi kalian untuk mengompor2i kami yang bahagia ini..   skripsinya gak usah terlalu difikirkan.. :P

lalu.. apa yang salah dengan kata menikah..?? ya nggak ada yang salah, lha wong ini adalah syariat.. sunnah Rosululloh.. benar..?

dibawah  ini adalah masyruiyah menikah..

Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS AnNur: 32)

Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat diatas berkata, “Alloh memotivasi mereka untuk menikah, memerintahkannya kepada orang2 merdeka dan hamba sahaya, serta menjanjikan kecukupan kepada mereka.”
Kemudian dalam ayat yang lain Alloh ‘azza wa jalla berfirman:

” Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri – isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan dijadikannya diantaramu rasa kasih sayang “ ( Qs. Ar Ruum : 21 )

Atau dari hadits Rosululloh Sholallohu ‘alayhi wasallam..

Rasullullah Shallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda :  ” Wahai para pemuda barangsiapa diantara kalian yang mampu menikah  maka menikahlah dikarenakan  dengan menikah dapat lebih menundukkan pandangan  dan menjaga kemaluan  dan barangsiapa tidak mampu menikah maka baginya untuk berpuasa  hal itu sebagai tameng baginya.“ ( HR. Bukhari dari Ibnu Mas’ud Radiyallahu ‘Anhu )

“apabila seorang hamba menikah, ia telah melengkapi separuh agama. Maka hendaklah ia bertakwa kepada Alloh pada separuhnya lagi” (HR. Al-Baihaqi & Al Hakim)

Okee.. sekarang kita paham bahwa menikah adalah syariat islam, sunnah rosululloh..
*hukum asal menikah adalah sunnah menurut pendapat Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafi’i, dan riwayat yang masyhur dari mazhab Al-Imam Ahmad. Sebagaimana hal ini merupakan pendapat mayoritas ulama.

Terus kalau nggak nikah knp..? boleh nggak yaa..?

Coba baca hadits ini:
Utsman bin Mazh’un radhiyallahu ‘anhu, seorang dari sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, berkata, “Seandainya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan kami, niscaya kami akan mengebiri diri kami (bc: agar tidak memiliki syahwat terhadap wanita sehingga tidak ada kebutuhan untuk menikah,). Akan tetapi beliau melarang kami dari hidup membujang (tidak menikah).” (HR. Al-Bukhari no. 5073 dan Muslim no. 3390)

Atau yang ini:

Suatu ketika ada 3 orang Sahabat Nabi yang berkumpul lalu berkeluh kesah soal hambatan dalam beribadah.. Mereke menceritakaan kalau dirinya masih tergolong sedikit dalam beribadah. Lalu salah satu di antara mereka berkata "Saya akan puasa sepanjang tahun dan tidak akan berbuka". Lalu orang yang kedua berkata "Saya akan bangun malam dan tidak tidur". Kemudian orang yang ketiga berkata "Saya akan menjauhkan diri dari perempuan dan tidak akan kawin selama-lamanya". Pernyataan mereka itu akhirnya sampai ke telinga Rasulullah. Dan demi mendengar semacam sumpah mereka itu, Rasulullah langsung bersabda "Saya adalah orang yang paling kenal Allah dan yang paling takut kepada-Nya, namun toh saya bangun malam, juga tidur. Saya berpuasa, juga berbuka. Dan saya juga kawin dengan perempuan. Oleh karena itu barangsiapa tidak suka kepada SUNNAHKU, maka dia bukan dari golonganku" (Riwayat Bukhari).

Naahhh lhoo.. itu larangan buat orang yang hendak membujang.. sekalipun tujuannya untuk memperbanyak ibadah.. apalagi membujang dengan tujuan2 yang lain dan gak nyar’i.. jangan deh.. rugi kalau nggak nikah.. *hehe
Kenapa..?? karena selain dengan menikah berarti ibadah, ada alasan lain.. alasan dari sisi kemanusiaan.. simak yaa…

Saya kutipkan perkataan dari syaikh Fuad Shalih dalam kitabnya “liman yuridu azzawaj wa tazawaj” atau judul versi indonesianya “ Menjadi Pengantin Sepanjang Masa” terbitan A*WAM (Jembat*an Ilmu) *ini bukan ngiklan ya.. beneran deh saya nda dibayar..  bagi temen2 semarang yang mau beli bukunya silahkan hubungi NAYLA MUSLIMAH ONLINE STORE.. *nahh… kalau ini ngiklan, nanti maksa minta buku gratis.. :D

Oke, kita kembali ke jalan yang lurus..
Jadi syaikh Fuad memaparkan bahwa menikah adalah suatu kebutuhan  (liat di buku MPSM, hal: 19)

banyak orang yang mengenal pernikahan hanya sebagai hubungan yang disyariatkan antara pria dan wanita. Pemahaman tentang masalah pernikahanpun berbeda-beda sesuai dengan perbedaan status social dan tingkat pemikiran masing-masing. Akan tetepi, pandangan islam tentang pernikahan sebagai salah satu sumber ketenangan dan ketentraman. *Silahkan dibuka lagi mushafnya QS ArRum:21
Pernikahan menurut standar kemanusiaan merupakan pondasi masyarakat di seluruh dunia. Dengan pernikahan, terbentuklah keluarga yang memberikan perlindungan dan kasih sayang bagi anak-anaknya, sehingga menghasilkan  generasi shalih yang mengalirkan darah – darah baru di urat nadi masyarakat. Umat pun kembali tegar dan kuat serta mengalami peningkatan dalam menghadapi kemajuan zaman. Dengan demikian, pernikahan bukanlah sekedar pemilihan yang bersivat individu saja, tetapi juga merupakan tanggung jawab social(masyarakat) . tanpa pernikahan, masyarakattak akan pernah langgeng, apalagi mengalami kemajuan dan peningkatan. Oleh karena itu, tak seorang pun berhak mengatakan , “Saya hanya perlu memenuhi kebutuhan syahwat saja, saya tidak perlu menikah karena banyak jalan untuk memenuhinya. Dengan demikian, saya tidak akan menyakiti seorang pun selagi hubungan itu terjadi atas dasar suka sama suka”
Dan seterusnya bisa teman2 baca sendiri di kitabnya..

Syaikh Fuad juga memaparkan tentang manfaat menikah (silahkan buka MPSM hal:23), kata beliau diantara manfaat menikah adalah:
1. Membantu memelihara kemaluan, menahan pandangan, serta menjaga agama dan akhlak.
2. Pahala dan balasan yang besar dengan memenuhi perintah Alloh dan RosulNya untuk menikah.
3. Mewujudkan jalinan kasih saying dan kesehatan antara suami istri yang dapat menepis kesedihan dan mengatasi penyakit jiwa dan fisik yang disebabkan oleh kesendirian, keterasingan, dan hidup membujang.
4. Dengan menikah, terwujudlah keturunan shalih yang diantara faedahnya:

a. Memperbanyak keturunan kaum muslimin.
b. Kedua orang tua memperoleh pahala yang besar dengan mendidik anak-anaknya atau karena bersabar atas kematian mereka.
c. Memperoleh manfaat dari doa anak semasa kedua orang tua masih hidup dan setelah meninggal dunia.
5. Dengan pernikahan, hubungan social semakin erat , jalinan cinta, kasih saying, dan saling memahami diantara manusia semakin kuat, sehingga kehidupan ekonomi pun menjadi cemerlang.
6. Saling membantu dalam urusan agama dan dunia. Berapa banyak istri shalihah menjadi penyebab suaminya mendapatkan hidayah dan sebalaiknya.

Nah lhooo.. subhanalloh yaahh.. faedah menikah ituu.. kata  yang sederhana dengan lautan makna dan maslahat..
Jadii… saya sarankan temen2 yang masih jomblo *baik yang bahagia maupun menderita tetep punya targetan untuk menikah.. tentunya jangan lupa luruskan niatan, kita nikah tujuannya untuk apa..??

Terusss..
MENIKAH, perkara mudahkah..???

Si A bilang “menikah itu susah susah gampang..”
Si B bilang “menikah itu gampang gampang susah..”
Si C bilang “menikah itu kalau mau dibuat mudah ya mudah, kalau mau di buat sulit ya sulit..”

Naaahh lhoo.. bingung yaa..???

Tiap orang pasti memiliki persepsi yang berbeda dalam memandang sebuah pernikahan impiannya. Benar..? factor yang membedakan diantaranya latar belakang pendidikan, keluarga, pemahaman agama dll..
Bagi para jomblo *baik yang menderita maupun bahagia  yang mulai memahami syariat dan berusaha mengamalkannya, tentu mendambakan pernikahan yang sesuai dengan syariat islam.. baik itu prosesnya, walimahnya, dan kehidupan setelahnya..

proses syar’i bekal untuk membangun  keluarga syurgawi', munkin seperti itu idealnya.. hal yang didambakan oleh para jomblowan/wati yang bahagia..

mungkin seperti ini Idealism kita saat masih jomblo:

Si Fulan  bilang “ nggak ada dalam kamus hidup ana pacaran sebelum menikah”
Si fulanah bilang “ya Alloh, izinkan aku menikah tanpa pacaran”
Si xxx bilang “ saya maunya di ta’arufkan sama ustadz sebelum menikah”

Atau idealism saat walimahan, seperti berikut ini:

Si A bilang “ sesuk, walamihanku poko’e ra eneg campur sarinan.. hanya ada nasyid islami tanpa musik kalau bisa yang arab2an, atau kalau perlu murottal aja yang diperdengarkan..”
Si B bilang “ pokonya ana ingin memberantas kebid’ahan saat walimah ana, gak ada tuh tradisi2 pecah telor, siraman, rebutan ayam , janur melengkung dll.. karena itu bid’ah dan sesat.. masa pernikahan yang urusannya dunia akhirat diawali dengan tradisi kemusyrikan..”
Si C bilang “ pokonya di walimahanku nanti, harus ada hijab (bc: satir) untuk memisahkan antara tamu pria dan wanita, walimahanku ga boleh jd tempat ikhtilat(bc: campur baur antara pria dan wanita)”
Si D bilang “  pas ijab qobulku nanti mempelai gak boleh di jejer, mempelai wanitanya di dalem aja, terus nggak ada tuh yang namanya pelaminan buat ‘njejer’ si mempelai”
Di E bilang “ pokoknya aqadnya harus pake bahasa arab,  secara calon ane seorang ustadz lulusan timteng, terus pake baju koko jangan pake jas karena itu tasyabuh (meniru tradisi orang kafir).. dan gak ada ya yg namanya foto2.. foto itu kata syaikh fulan haram..”

Okelah.. boleh sih punya idealism seperti di atas, bahkan harus tetep ada.. tapi yang ditekankan adalah usaha kita untuk menggapai walimatul 'urs dan kehidupan setelahnya seperti yang diimpikan bukan sekedar kata2 tanpa usaha..
misal, kita punya impian seperti perkataan si A-E tapi kita tahu latar belakang keluarga kita belum bisa dikondisikan seperti itu. Nah kalau gak dipersiapkan dari jauh2 hari ya gak bakal kelakon neng, bisa2 malam pengantin menjadi malam tangisan karena keluarga kita menentang apa yang sudah kita planningkan.. *beneran ada lho kasus seperti ini, jangan kira

kalau sudah seperti ini salah siapa..? salah keluargakah..? monggo salahkan keluarga anda.. *hehhe

Jadi harus bener2 dipersiapkan sejak dini, dan kita sendiri yang lebih paham mana2 yang harus dipersiapkan terlebih dahulu dan langkah apa yang harus kita ambil terlebih dahulu untuk mewujudkan pernikahan syurgawi kita.. *so sweet :D

tanpa bermaksud meremehkan perkara di atas, sebetulnya yang terpenting dari sebuah pernikahan adalah kehidupan setelah si mempelai pria berikrar dalam aqad ijab qobul (membeli si mempelai wanita dari sang wali)..

setuju nggak temen2..?? *kalau nggak setuju gak masalah siih :P

Survey saya kepada teman teman yang baru saja menikah
Si A bilang “ menikah itu enaknya Cuma sedikit.. yang lainnya ueeeenaak banget..”
Si B bilang “ kalu udah nikah gini, hal yang kusesali adalah kenapa gak dari dulu gue menikaahhh..”
Si C bilang “ asiikk.. udah ada sopir sendiri.. kemana2 dianter sayangku..”
Si D bilang “ tiap malem ada yang bangunin buat Qiyamul Lail.. udah gitu bacaan al qur’an zauj ane kaya ziyad patel..”

#ngekek2 bener.. mupeng juga.. hoho

Wajaar siiihh.. pengantin baruu.. hoho *yang ngerasa pengantin baru jangan tersinggung

Ada seorang ustadz pernah berkata di sela2 ceramahnya  2 tahun pertama pernikahan yang di tampakkan kedua pasangan itu yang baik2 dan yang enak2, tunggu aja kalau udah punya anak 1, 2, 3 dst.. pasti semakin tambah “nggak enaknya..” dan semakin kelihatan aslinya.. haha

Itu bukan tolak ukur juga, kembali ke kitanya sih.. tiap pasangan berbeda2..
Tapi , perkataan ustadz di atas bisa juga kita ambil ibrahnya.. setidaknya untuk mempersiapkan kalau2, nantinya pasangan kita tak sempurna  seperti yang kita harapkan.. *emang gak ada manusia yang sempurna kale..

Tugas kita adalah mensyukuri apa yang sudah kita dapatkan.. yakinlah bahwa itu yang terbaik dariNya..
Bisa jadi ketika kita kecewa dengan pasangan kita, pasangan kita juga merasakan hal yang sama.. jadi jangan ngerasa paling sempurna deh.. pasangan kita juga sama manusianya kaya kita..
Dalam islam dikenal dengan istilah sekufu,

Bukankah Alloh ‘azza wa jalla tidak akan salah menjodohkan hambaNya..
“wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga) .” (QS. Annur :26)

Survey apa yang saya dengar dari beberapa pelaku pemeran rumah tangga di kehidupan nyata

Ummahat A bilang “ masa lalu saya hamper sama dengan suami saya, apa yang dulu pernah saya lakukan hampir semuanya juga pernah dilakukan suami saya..”
Ummahat B bilang “ jadilah orang yang bisa memahami orang lain nduk, biar nggak kaget ketika berumah tangga karena bisa jadi karakter suami kita adalah karakter yang paling ndak cocok bagi kita, tapi disitulah kita belajar memahami kekurangan pasangan kita..”
Ummahat C bilang “ suami kita adalah cerminan diri kita, jadi selagi masih fatayat jangan suka bermain2 sama bakwan2 gak jelas yaaa.. nggak mau dpt bakwan too..??”
Ummahat D bilang “ menikah itu bukan sekedar menyatukan 2 jiwa tapi dua keluarga.. jadi benar2 harus dipersiapkan, tidak jarang masalah keluarga timbul karena keluarga besar..”

Dan menikah itu bagi saya bukan perkara mau atau tidak mau, tapi lebih ke siap atau tidak siap.. karena urusannya tidak sepele menyangkut urusan dunia dan akhirat..
Dan Ketika kita sudah siap menikah artinya kita sudah siap menerima dengan ikhlas kekurang- kekurangan pasangan kita..
Bagi yang masih jomblo, mari jaga idealism kita.. tidak jarang idealism itu terkikis setelah menikah, maksimalkan peran kita dalam mengambil sedikit warisan nabi yakni “ILMU dan IQOMATUDDIEN”.. bisa jadi setelah menikah prioritas kita teralihkan, karena kita tidak tahu seperti apa pasangan kita nanti.. tapi yang perlu ditekankan jangan sampai pernikahan kita adalah awal merosotnya amal dan da'wah kita..

karenanya, jangan lupakan doa, doa itu senjata ampuh kaum muslimin yang gratis tapi sering terlupakan..
kita mau pernikahan kita seperti apa, mau kriteria pasangan seperti apa, berdoa saja, minta pada Sang Pemilik Kehidupan..

Persiapkanlah segala hal untuk memasuki “the real university..”
Bangunlah KELUARGA SYURGAWI yang menghasilkan GENERASI RABBANI..
Kalau ada yang bilang “halah.. teorii..!!”
Maka Saya katakan “kalau teori aja kita nggak tahu, gimana mau praktek..?? :P”

Jadiii.. menikah perkara mudahkah…???
Anda sendiri yang tahu jawabannya..

Pesan untuk kita semua..
“SAMBUTLAH DIA, DENGAN KEADAAN TERBAIK KITA..”
               "be the best to get the best.."

*kalau ada benarnya datangnya dari Alloh ‘azza wa jalla, kalau ada salahnya berasal dari dhoifnya diri saya..
Semoga bermanfaat.. ^^



Maraji’:
-al qur’anul kariem
-hadits Rosululloh
-kitab “liman yuridu azzawaj wa tazawaj

*menerima kritik dan saran tapi tidak menerima pertanyaan.. :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar