Selasa, 21 Mei 2013

Fajar Hari Ini..

            Fajar hari ini, kantukku menghampiri setelah aku menunaikan ‘hak’ rukhiyahku.. Jam menunjukkan pukul 04.10, 15 menit lagi adzan shubuh berkumandang. Lampu kamar kami dalam kondisi mati.. ini memang kebiasaan kami, saat QiyamulLail kami terbiasa melakukannya dalam kegelapan. Alih alih menginginkan kehadiran khusyuk, tapi khusyuk tidak selalu datang, bahkan lebih sering kantuk menghampiri.. *Rabby, jadikan kami hamba yang senantiasa mengiltizami QL.. QL adalah madrasah kami..


            Aku kembali merebahkan diri di ranjang kami, “masih ada waktu 15 menit, tak mengapa kupejamkan mata untuk menanti kehadiran shubuh” pikrku. Baru beberapa detik aku berada di atas ranjang, kuperhatikan sesosok tubuh di sampingku, adikku menelentangkan tangannya.. “ngulet tho..” pekikku.. “mengapa lama sekali..?”, “ innalillah..Robby..” segera kunyalakan lampu dan kubuka pintu, ku panggil penghuni wisma yang lain..

            “dek Altaf.. dek Altaf.. astaghfirulloh.. astaghfirulloh..” kupegangi pipinya dan ku miringkan tubuhnya.. “sendok.. mana sendok..?” teriakku kepada penghuni wisma lainnya.. ku lihat mereka juga panik. Salah seorang memberiku sendok dan sehelai slayer milikku. Kumasukkan sendok yang sudah terlilit kain ke dalam mulut dek eli, tapi tak bisa, “dek liaa..” panggilku, adikku yang satu pun sigap dan langsung memasukkan sendok ke dalam mulut dek eli.. ku lihat kebelakang, beberapa penghuni wisma sudah berada disekeliling ranjang kami.. 

“fajar kelabu..” desirku.. 

            Dek Altaf masih terlihat kejang. Ketika ia kejang memang tak boleh ada perlakuan apapun selain memasukkan sendok ke dalam mulut dan memiringkan tubuhnya. Hal ini bertujuan agar gigi tak menggigit lidah, dan supaya tidak tersedak. Karena saat kejang adikku memproduksi ludah cukup banyak. Badanku terasa gemetar, ini bukan pertama kalinya adik sekamarku kejang. 

            Adzan shubuh berkumandang, sedangkan dek eli belum sadar dari kejangnya. Sendok masih tertancap di mulutnya. Tapi tangan  dan kaki sudah mulai melemas. 

“sholatnya gentian saja..” kataku pada nisa..
“ia, ukhty.. dek Altaf dijaga dulu..” jawabnya

Ku lihat teman teman yang lain sudah menunaikan sholat sunnah, aku belum berani meninggalkan adikku sendiri. Badannya terasa sudah melemas, ini berarti fase kejang sudah terhenti. Ia tersadar dan mengeluarkan sendok yang tertancap dimulutnya sendiri. Ku katakana, “tidur saja dek, kalau pusing”. Ia melanjutkan tidurnya seoalah tak terjadi apa-apa. 

Penderita kejang memang tak pernah menyadari kalau ia baru kejang, ia beru “ngeh” kalau ada yang memberi tahunya, dan semakin sadar jika lidahnya terasa perih akibat digigit. 

Ini bulan Mei, dek Altaf mulai kejang sejak bulan Februari. Tiap bulan ia mengalami kejang. Bahkan di bulan april ia kejang dua kali, siang dan tengah malam. Aku sebagai kakak di wisma kami, sekaligus teman sekamarnya yang merasa sangat was was. Sejak dek Eli kejang aku tak bisa tidur nyenyak, sedikit-sedikit mendengar sesuatu aku terbangun. 

“Robby.. aku tahu kau menghendaki ini bukan tanpa tujuan, yang bisa ku ambil adalah dengan ini semua kami semakin dekat, penghuni wisma semakin sigap..”

Malam malam pada pertengahan bulan april adalah malam paling menegangkan, dek Altaf kejang cukup lama dan tidak bisa digambarkan suasana mencekam saat itu , gemetaran, panas dingin, pusing itulah yang kurasakan. Dan di “Fajar Kelabu” ini, hmm.. hal itu kembali terjadi tepat satu bulan setelah peristiwa malam mencekam itu..
:) :'( .. ekspresi apa yang tepat untuk kejadian menegangkan di wisma kami akhir2 ini..? #hufhht.. aku tak tahu..

Malam tegang bersama kejangnya adikku sayang, malam tegang karena maling yang berkeliaran. Takut sangat takut itu yang kurasa, tapi ekspresi itu tak mungkin kuperlihatkan pada belasan adik2ku.. “stay cool” di depan mereka tapi menangis kala sendiri.

“Rabby.. aku tahu Engkau sangat sayang kami, aku tahu ini bagian dari rahmatMu.. yakinku, dibalik peristiwa ini pasti ada ibrah yang bisa di ambil. Kami semakin kompak. Kami semakin sadar bahwa ini adalah teguran dariMu, barangkali kami lalai dalam mengingatMu, barangkali kami sering menghabiskan waktu untuk hal hal yang sia- sia..”

“ Rabby.. lindungi kami dimanapun kami berada, kuatkan kami dan adik2 kami.. berikan balasan kepada orang- orang yang menzhalimi orang lain..”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar