Senin, 05 Desember 2011

KEHILANGAN... (insyaAlloh akan digantikan dg yang lebih baik)

Bukan berarti aku tak cinta 
Justru karna terlalu cinta maka kuputuskan untuk mundur dari jalan cerita 
Karna yang kutahu aku bukanlah asa yang hendak kau cipta 
Untuk mengarungi bahtera dan berlayar bersama menggapai cita 
Telah hadir sebuah nama yang sering kau sebut dalam doa untuk kau pinta 
Seorang bidadari yang memang layak untuk kau cinta 
Harus ku terima kenyataan bahwa hatimu kini telah bertahta Sungguh … 
Tak berani ku berangan apalagi mencinta Karna hanya kan melukis duka 
Jika kau Tanya, apa hatiku terluka? 
Sangat dan bahkan sangat terluka, hingga melewati ambang batas rasa 
Namun mengapa aku harus merasa kehilangan, jika aku tak pernah memiliki rasa 
Telah cukup lama ku diam, memendam rasa dalam kegelapan 
Rasa yang selalu menyapa dan berujung pada kerinduan yang mendalam 
Selalu mengusik dan berbisik dalam kegalauan 
Mungkin hanya sepintas lalu yang tak berarti apa-apa bagimu 
Namun meninggalkan bekas yang dalam bagiku… 
Rasa ini suatu saat kan pergi berlalu 
Membawa kenangan pergi menjauh 
Hingga Tak dapat ku menemukanmu meski di ujung waktu 
Biarlah kusimpan rasa yang “belum tepat” ini untuk seseorang yang tepat 
Meski seseorang itu bukanlah engkau wahai sahabat..^_^ 
Kini yang kulakukan hanyalah bertaubat dan menemukan obat agar tak lagi berharap padamu yang hanya membuat cemas..

makan ngga makan yang penting nikah.. :)

oleh : JA
 Cuma Pengen share aja buat yang lagi galau ngomongin soal pasangan hidup, hmmm.. semoga bermanfaat. Menikah bukanlah hal yang sulit, justru mudah, indah dan insyaAllah penuh berkah. Menikah itu mudah, toh hanya dengan ijab-qabul, saksi, dan rukun lainnya bisa terlaksana. Menikah itu indah, buktinya tampak wajah lega dan bahagia pasangan saat acara pernikahan. Menikah itu berkah, karena ada banyak orang yang bisa menikamti hidangan yang kita sajikan, gratis pula.. begitukah? Gak salah memang, tapi gak se-simple itu juga.. banyak yang acara pernikahannya ramai, tak kemudian keramaian lebih saat pasangan itu cerai. Ya toh? Tahapan yang paling penting sebelum sampai pelaminan, adalah Memilih Pasangan Hidup. Seorang pria cenderung memilih calon pasangan yang cantik. Hal ini tidak salah, justru baik. Namun, bukankah kecantikan itu akan memudar. Juga sebaliknya, seorang wanita memilih yang tampan, dan ketampanan pun juga kan luntur. Atau, pasangan yang mapan dan memiliki harta yang banyak. Padahal setiap keping uang kita, hanyalah titipan, pasti kan diambil kembali. Atau, memilih pasangan karena cinta. Ya, cinta memang penting. Tapi, hidup berumah tangga bukan hanya setahun, atau dua tahun. Melainkan selamanya sampai akhir hayat, dan cinta itu bisa naik juga turun. Tak stabil. Maukah pasangan hidup kita ada disamping kita saat cinta-nya turun? Dengan dalih atas nama cinta bukan berarti pernikahan menjadi sebuah keuntungan sesaat yang merugikan salah satu pihak. Membohongi pasangan dengan alasan takut menyakiti orang yang dicintai bukanlah sebuah alasan yang tepat. Lalu apa sebenarnya yang harus diutamakan dalam memilih pasangan? Bukan berarti melupakan kecantikan, harta dan kekayaan, juga cinta. Tapi, satu hal yang menjadikan hidup berpasangan bisa bertahan adalah Komitmen. Carilah pasangan hidup yang mau ber-Komitmen dengan kita. Rela tuk bersama saat sedih dan senang, dalam segala kondisi. Walau wajah tak lagi cantik atau tampan, walau harta hanya tinggal beberapa keping uang logam, tak peduli beratnya rintangan. Kalau dengan landasan Komitmen, semua itu pasti kan berlalu. Pernikahan adalah sebuah komitmen, ada aturan yang mengikat. Landasan cinta menuntut agar para pelakunya rela dan senang hati mengesampingkan kepentingan pribadi demi tercapainya ikrar dan tujuan bersama. Kepentingan bersama untuk meraih kebahagiaan. Pentingnya sebuah Komitmen hendaknya menjadi modal utama kita dalam memilih pasangan hidup kelak. Lalu, bagaimana cara mengetahui Komitmen calon pasangan kita? Satu cara untuk melihat betapa besar calon pasangan kita memegang teguh sebuah Komitmen adalah dengan melihat ketekunannya dalam beribadah. Bukankah tuk mendirikan shalat lima waktu juga butuh komitmen yang tinggi. Bukankah tuk shaum juga butuh Komitmen. Dan hal lainnya, sedekah butuh Komitmen, baca Qur’an juga butuh Komitmen, silaturahim juga butuh Komitmen. Kalau calon pasangan kita sudah melakukan hal itu semua dengan baik, boleh jadi dialah calon yang terbaik untuk kita. Dan jangan lupa, saat akan menjelang Khitbah, tanyakan kembali padanya tentang Komitmen-nya dalam menjalani kehidupan bersama kelak. Lihat jawaban yang ia berikan, dan cara menjawabnya. Terakhir, serahkan semua pada Allah, yang maha Kuasa atas segala sesuatu. Dirikanlah shalat Istikharah, dan mintalah petunjuk tuk diberikan yang terbaik. Ingat! Semua yang terbaik untuk kita, hanya Allah yang tahu. Apa yang menurut kita baik, belum tentu baik menurut pandangan-Nya. nb. khusus bt yg dh nisobb,,he, mw nikah,,tunggu apalagi? nunggu kaya? sampai kapan sih bisa kaya? nikah aja,pasti Allah beri kekayaan..(An Nuur : 32) takut g bisa ngasi makan? nikah ajja,,Allah yg bakal ngasi makan..(hud : 6) meraaasa masih miskin?? nikah ajja,,daripada miskin sendiri, mending miskin berdua..hehe